Yudhi Albeiro Blog
berisi berbagai informasi untuk semua orang dan juga ada makalah,artikel, serta segala macam pengetahuan untuk siswa,santri serta mahasiswa sebagai referensi
Rabu, 29 November 2023
Konsep Ekonomi Makro dan Mikro
Ekonomi Mikro
- Pengertian: Mempelajari kegiatan ekonomi dari produsen dan
konsumen dalam penentuan kuantitas, harga, dan alokasi sumber daya produksi[1].
- Contoh: Teori harga, teori produksi, dan teori pasar[1].
- Tujuan: Memahami perilaku konsumen dan perusahaan dalam
mengambil keputusan ekonomi, serta menentukan harga dan kuantitas barang dan
jasa yang diperjualbelikan[1].
Ekonomi Makro
- Pengertian: Mempelajari perekonomian secara keseluruhan,
termasuk kinerja, perilaku, hingga proses pengambilan keputusan[1].
- Contoh: Kebijakan fiskal dan moneter pemerintah, seperti
pengaturan suku bunga, pengeluaran pemerintah, dan pajak[1].
- Tujuan: Memahami dan menganalisis perubahan ekonomi secara
keseluruhan, seperti inflasi, tingkat harga, tingkat pertumbuhan ekonomi,
pendapatan nasional, dan produk domestik bruto (PDB)[1].
Sumber:
1. https://feb.umsu.ac.id/pengertian-dan-penjelasan-tentang-ekonomi-mikro-dan-ekonomi-makro/
Rabu, 15 November 2023
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) terdiri dari
17 tujuan,
1.
Tidak
Ada Kemiskinan (No Poverty)
Memastikan
semua orang memiliki akses terhadap sumber daya, layanan dasar, pekerjaan yang
layak, dan perlindungan sosial.
2.
Tidak
Ada Kelaparan (Zero Hunger)
Mencapai
ketahanan pangan, nutrisi yang memadai, dan produksi pertanian yang
berkelanjutan.
3.
Kesehatan
yang Baik dan Kesejahteraan (Good Health and Well-being)
Memastikan
akses universal terhadap layanan kesehatan yang berkualitas, penanggulangan
penyakit menular, dan promosi kesehatan mental.
4.
Pendidikan
Berkualitas (Quality Education)
Menjamin
akses pendidikan yang merata, berkualitas, dan inklusif untuk semua orang,
serta kesempatan belajar sepanjang hayat.
5.
Kesetaraan
Gender (Gender Equality)
Mencapai
kesetaraan gender dan memberikan perlindungan serta akses yang sama terhadap
peluang bagi semua gender.
6.
Air
Bersih dan Sanitasi (Clean Water and Sanitation)
Menjamin
akses universal terhadap air bersih dan sanitasi yang layak, serta pengelolaan
sumber daya air yang berkelanjutan.
7.
Energi
Terjangkau dan Bersih (Affordable and Clean Energy)
Mendorong
akses terhadap energi yang terjangkau, bersih, dan ramah lingkungan.
8. Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan
Ekonomi (Decent Work and Economic Growth)
Menciptakan
lapangan kerja layak, pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, dan perlindungan
sosial bagi semua lapisan masyarakat.
9.
Inovasi
dan Infrastruktur (Industry, Innovation, and Infrastructure)
Meningkatkan
infrastruktur, mempromosikan industrialisasi yang inklusif dan berkelanjutan,
serta mendorong inovasi.
10. Pengurangan Ketimpangan (Reduced
Inequality)
Mengurangi
kesenjangan dalam dan antara negara, serta mempromosikan inklusivitas dan
keadilan sosial.
11. Kota dan Permukiman yang
Berkelanjutan (Sustainable Cities and Communities)
Menciptakan
kota dan permukiman yang inklusif, aman, tahan bencana, serta berkelanjutan
dalam pengelolaan sumber daya.
12. Konsumsi dan Produksi yang
Bertanggung Jawab (Responsible Consumption and Production)
Memastikan
pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan, efisien dalam penggunaan sumber
daya, serta ramah lingkungan.
13. Tindakan untuk Iklim (Climate Action)
Melakukan
tindakan konkret dalam penanganan perubahan iklim, mitigasi, dan adaptasi.
14. Kehidupan di Bawah Air (Life Below
Water)
Melestarikan
dan menggunakan secara berkelanjutan sumber daya laut dan ekosistemnya.
15. Kehidupan di Daratan (Life on Land)
Melestarikan
ekosistem daratan, mengendalikan kerusakan lahan, serta mempromosikan
pengelolaan hutan yang berkelanjutan.
16. Perdamaian, Keadilan, dan Institusi
yang Kuat (Peace, Justice, and Strong Institutions)
Meningkatkan
perdamaian, akses keadilan yang setara, serta membangun lembaga yang efektif,
inklusif, dan transparan.
17. Kemitraan untuk Tujuan (Partnerships
for the Goals)
Meningkatkan
kerjasama global, dukungan finansial, dan transfer teknologi untuk mencapai
tujuan pembangunan berkelanjutan.
Setiap tujuan ini memiliki serangkaian target yang
spesifik untuk dicapai dalam rangka mendukung terwujudnya pembangunan
berkelanjutan secara global.
Sabtu, 21 Oktober 2023
PANCASILA SEBAGAI ENTITAS DAN IDENTITAS BANGSA INDONESIA
Peran Profil Pelajar Pancasila dalam
Pendidikan Abad ke-21
Pancasila,
sebagai dasar negara Indonesia, bukan hanya sekadar seperangkat prinsip atau
slogan. Ia adalah entitas hidup yang meresap ke dalam jiwa bangsa Indonesia dan
menjadi identitas sejati. Untuk menguasai Pancasila dalam konteks ini, kita
perlu mengamati dan merenung tentang tantangan yang muncul dalam memahami dan
menerapkan Pancasila sebagai entitas dan identitas bangsa Indonesia. Terutama,
kita harus merenungkan peran profil pelajar Pancasila dalam pendidikan abad
ke-21.
1. Tantangan
Menghayati Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia
Ketika kita memandang Pancasila sebagai
entitas, kita seharusnya mengamati tidak hanya sisi teksnya, tetapi juga aspek
historis dan sosialnya. Pancasila bukanlah semata-mata dokumen kuno yang
terabaikan. Ia adalah panduan moral dan nilai-nilai inti yang membentuk
karakter bangsa Indonesia. Tantangan pertama adalah menggali lebih dalam ke
dalam makna dan esensi Pancasila, bukan hanya sebagai bacaan, tetapi sebagai
filosofi hidup.
Sebagai identitas bangsa, Pancasila
mempersatukan keragaman budaya, agama, dan etnis yang ada di Indonesia. Oleh
karena itu, tantangan yang dihadapi adalah menjaga kesatuan dalam keberagaman.
Bagaimana masyarakat Indonesia, terutama generasi muda, dapat merayakan
perbedaan sambil tetap memelihara nilai-nilai Pancasila?
2. Perwujudan
Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan Abad ke-21
Pendidikan di abad ke-21 harus lebih dari
sekadar transfer pengetahuan. Ia harus membentuk karakter dan etika. Dalam ekosistem
sekolah (kelas), Pancasila harus diintegrasikan ke dalam kurikulum dan cara
berpikir peserta didik. Bagaimana kita bisa menciptakan profil pelajar
Pancasila yang sesuai dengan tuntutan zaman ini?
Pertama, kita perlu memahami bahwa
pendidikan tidak hanya terjadi di ruang kelas. Pendidikan harus merambah ke
dalam kehidupan sehari-hari. Mahasiswa harus belajar mengenali dan meresapi
nilai-nilai Pancasila di lingkungan sekitar mereka. Mereka harus mampu
menerapkan ketahanan budaya Pancasila dalam interaksi sosial dan menghadapi
tantangan globalisasi.
Kedua, pendidikan harus berfokus pada
pengembangan karakter. Peserta didik harus dilatih untuk menjadi warga negara
yang peduli, adil, dan bertanggung jawab. Mereka harus memahami pentingnya
persatuan dan toleransi dalam masyarakat yang beragam. Pancasila dapat membantu
menciptakan landasan moral untuk tindakan mereka.
Mengakhiri refleksi ini, kita menyadari bahwa Pancasila adalah lebih dari sekadar simbol negara. Ia adalah jiwa bangsa Indonesia, dan tugas kita adalah memahami, menghayati, dan mengimplementasikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan abad ke-21 memiliki peran sentral dalam menciptakan profil pelajar Pancasila yang kokoh, yang mampu menjaga dan mengembangkan entitas dan identitas Pancasila dalam bangsa Indonesia. Sehingga, kita semua harus mengambil peran aktif dalam proses ini, memastikan bahwa Pancasila tetap menjadi pilar yang kuat dalam kehidupan kita dan masa depan bangsa ini.
TOPIK
4_7 AKSI NYATA
FONDASI
PENDIDIKAN INDONESIA
Mata Kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia
Pendidikan IPS kelas D
Oleh : M Yuhdi
Rabu, 11 Oktober 2023
Mengukir Identitas Manusia Indonesia melalui Tanda, Simbol, dan Nilai-nilai Pancasila di Sekolah
Abstrak:
Artikel ini menguraikan
hasil observasi dan refleksi kritis terkait dengan tanda, simbol, serta
nilai-nilai Pancasila yang ada di ekosistem sekolah, dan bagaimana hal ini
dapat menguatkan identitas manusia Indonesia. Melalui pemahaman mendalam
tentang penghargaan dan penghayatan terhadap kebhinekatunggalikaan serta
nilai-nilai Pancasila, artikel ini menunjukkan bagaimana pendidikan dapat
berperan sebagai pemantik identitas nasional yang kuat.
Pendahuluan:
Identitas adalah aspek
integral dalam kehidupan setiap individu, dan di tingkat lebih luas, identitas
nasional membentuk inti dari budaya dan masyarakat. Indonesia, sebagai negara
yang kaya akan keragaman budaya, memiliki tantangan dan peluang unik dalam
membentuk identitas manusia Indonesia. Pendidikan di sekolah memiliki peran
yang sangat penting dalam menguatkan identitas ini melalui tanda, simbol, dan
pengajaran nilai-nilai Pancasila.
Pengamatan
Tanda dan Simbol dalam Sekolah:
Melalui observasi kritis,
saya melihat tanda dan simbol kebhinekatunggalikaan tersebar di sekolah.
Bendera Merah-Putih berkibar di halaman sekolah, Pancasila digantung di dinding
kelas, dan lagu kebangsaan berkumandang setiap hari. Selain itu, pakaian seragam
sekolah, warna bendera, dan atribut lainnya juga memamerkan elemen-elemen
nasional. Semua tanda ini memberikan pesan kuat tentang pentingnya rasa
persatuan dan kebangsaan di lingkungan sekolah.
Penghayatan
Nilai-nilai Pancasila:
Di samping tanda dan
simbol, penghayatan nilai-nilai Pancasila juga menjadi bagian integral dari
pengajaran di sekolah. Guru-guru secara kritis memastikan bahwa siswa memahami
arti dan makna lima sila yang menjadi landasan negara. Mereka berbicara tentang
kemerdekaan, keadilan, persatuan, kerakyatan, dan kepercayaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa. Ini membantu siswa memahami bahwa Indonesia adalah rumah bagi
berbagai budaya, agama, dan etnis yang hidup berdampingan dalam harmoni.
Identitas
Manusia Indonesia yang Kuat:
Pendekatan ini, yang
mengintegrasikan tanda, simbol, dan nilai-nilai Pancasila, membantu memperkuat
identitas manusia Indonesia. Melalui tanda-tanda nasional, siswa merasakan
kebanggaan akan kebhinekatunggalikaan, merasa sebagai bagian dari suatu
kesatuan yang lebih besar. Melalui pemahaman mendalam tentang Pancasila, mereka
memahami bahwa prinsip-prinsip ini adalah pilar dasar bangsa Indonesia. Hal ini
memberikan fondasi moral yang kuat dan pemahaman mendalam tentang nilai-nilai
yang seharusnya dijunjung tinggi dalam kehidupan sehari-hari.
Pentingnya
Pendidikan dalam Membentuk Identitas:
Pendidikan di sekolah
adalah wadah yang efektif untuk membentuk identitas manusia Indonesia.
Pemahaman tentang kebhinekatunggalikaan dan penghayatan nilai-nilai Pancasila adalah
bekal berharga yang akan membantu generasi muda Indonesia menjadi warga negara
yang sadar akan identitas nasional mereka. Ini juga akan membantu mereka
menjadi pemimpin yang peduli, mampu memelihara keragaman, dan mempromosikan
perdamaian serta keadilan.
Kesimpulan:
Identitas manusia
Indonesia kuat, yang didukung oleh tanda, simbol, dan pengajaran nilai-nilai
Pancasila di sekolah, adalah salah satu aset berharga negara ini. Pendidikan
berperan penting dalam membentuk identitas ini, dan melalui upaya bersama dari
guru, siswa, dan pihak sekolah, kita dapat mengukir masa depan Indonesia yang
lebih baik, di mana keragaman dihargai dan kebhinekatunggalikaan diperkuat.
Dengan begitu, kita akan memiliki generasi penerus yang memahami dan mencintai
Indonesia dengan lebih mendalam.
Minggu, 08 Oktober 2023
MATA
KULIAH FILOSOFI PENDIDIKAN INDONESIA
Topik 2 Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara
Tugas_7 Koneksi Antar Materi
Nama : M. Yuhdi
NIM/Kelas :
D
Tahun : 2023
Pertanyaan
pemantik dalam membuat kesimpulan dan refleksi terhadap
pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara:
1. Apa
yang Anda percaya tentang peserta didik dan pembelajaran di kelas sebelum
Anda mempelajari topik ini?
Berdasarkan pengetahuan
saya, ada beberapa hal yang saya percaya tentang peserta didik dan
pembelajarannya, yaitu:
a. Saya
percaya bahwa setiap peserta didik memiliki keunikannya masing-masing,
khususnya dalam memahami sesuatu atau dalam belajar. Oleh karena itu, saya
sebagai calon guru berupaya untuk memahami peserta didik secara individual dan
mempersonalisasi pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan peserta didik saya nanti.
b. Saya
memandang peserta didik itu sebagai aktor utama dalam proses pembelajaran. Hal itu
mengingatkan pada saya sendiri selama menjadi peserta didik, dimana saya lah
yang harus jujur pada diri sendiri dan harus mau bertanya serta tidak perlu
malu bertanya jika masih belum memahami pembelajaran. Oleh karena itu, saya
sebagai guru haruslah memastikan peserta didik berusaha untuk menciptakan
lingkungan di kelas yang mendorong peserta didik untuk aktif berpartisipasi,
bertanya, berpikir kritis, dan mencari pemahaman untuk kepentingan mereka.
c. Menurut
saya dan semua guru, pastinya peserta didik itu bagaikan kertas kosong yang
perlu bagi guru untuk mengisinya dengan ilmu pengetahuan, namun saya percaya
bahwa pendidikan tidak hanya tentang ilmu pengetahuan semata, karena pendidikan
haruslah melibatkan pengembangan keterampilan sosial, etika, kepemimpinan, dan
nilai-nilai moral. Mereka berusaha untuk mengajar peserta didik bukan hanya
sebagai pelajar, tetapi juga sebagai warga yang bertanggung jawab.
2. Apa
yang berubah dari pemikiran atau perilaku Anda setelah mempelajari topik
ini?
Setelah mempelajari
materi topik 2 ini, saya memperoleh penguatan pemahaman terkait peserta didik
dan pembelajarannya. Dimana memang peserta didik adalah kertas kosong yang
perlu guru isi dengan ilmu pengetahuan, keterampilan sosial, etika,
kepemimpinan, dan nilai-nilai moral. Namun tidak sebatas diisi, karena guru
masihlah harus menebalkan tulisan tersebut, yang artinya peserta didik tidak
hanya mengetahuinya saja dan guru harus menjadikan peserta didik mampu
menerapkannya juga dalam kehidupan sehari-hari peserta didik.
Seperti dalam pemikiran
Kihadjar dewantara, dimana tugas pendidik adalah ‘menuntun’ peserta didik dalam mengembangkan
kemampuan yang dimilikinya menjadi lebih baik lagi dan mampu diterapkannya
dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, setiap anak juga terlahir dengan
kodrat dan keunikannya masing-masing, sehingga pendidikan itu dikatakan menuntun
segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka mencapai keselamatan dan
kebahagiaan setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota
masyarakat.
Pendidikan juga tidak
hanya mengajarkan ilmu pengetahuan (kognitif) semata melainkan juga sikap
(afektif) dan keterampilan (psikomotorik) peserta didik pun harus dikembangkan.
Sikap otoriter seorang pendidik terhadap peserta didik juga perlu dihilangkan,
karena seorang pendidik itu haruslah menjadi tauladan yang baik, mengayomi dan
memberi semangat kepada peserta didiknya. Hal ini sesuai dengan semboyan
pendidikan Ing Ngarso Sung Tulodo, Ind Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani.
3. Apa
yang dapat segera Anda terapkan lebih baik agar kelas Anda merefleksikan
pemikiran KHD?
Yang harus segera saya
lakukan adalah memperbaiki paradigma saya tentang arti sesungguhnya dari pendidikan.
Dan menerapkan pemikiran KHD tentang pendidikan yang berpihak pada anak dengan
cara merdeka belajar. Saya yakin, setiap anak memiliki kemampuan yang
berbeda-beda, oleh karenanya saya tidak akan memaksakan mereka untuk dapat
menguasai bidang ilmu secara cepat. Ibarat sebuah planet-planet yang berputar
pada orbitnya masing-masing, begitu pun dengan anak-anak mereka akan menguasai
satu bidang keilmuan sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
Selasa, 25 Juli 2023
1. Professional Profile:
As a newbie in the freelance world, I'm driven by enthusiasm and a strong dedication to the field of design. I absolutely love honing my skills and expanding my knowledge in this domain. Creativity is my forte, and I take immense pleasure in infusing my imagination into every project I undertake.
2. Design Expertise:
I've honed my abilities to craft attention-grabbing posters, impressive banners, and polished proposals. My designs are not only aesthetically pleasing but also highly effective in conveying the message intended by my clients.
3. Client-Centric Approach:
Being a freelancer, I deeply understand the significance of listening to my clients' needs and desires. Establishing open communication and fostering a solid partnership with my clients is of utmost importance to me. Understanding their vision and requirements is something I highly value in every project I take on.
4. Embracing Challenges:
Although I'm a beginner in the freelance world, I'm not afraid of embracing new challenges. In fact, I see challenges as opportunities to grow and learn. I'm all set to tackle more complex projects and strive to deliver the best results on every occasion.
5. Dedication and Professionalism:
I wholeheartedly believe in dedication and timely delivery in the freelance realm. My commitment is to complete every project with unwavering dedication and within the agreed-upon timeframe. Professionalism is a value I hold dear, and I always aim to provide top-notch service to every client.
I'm thrilled to take on new challenges and opportunities in the design world as a budding freelance designer. Each project presents an exciting chance for me to delve deeper into my creativity and deliver satisfying results for my clients. If you're in search of a dedicated, creative, and skilled designer for your posters, banners, proposals, or any other design needs, I would be absolutely delighted to collaborate with you. Thank you for considering me, and I'm looking forward to the possibility of working together.
TERJEMAH UNDERSTANDING BY DESIGN® FRAMEWORK BY JAY MCTIGHE AND GRANT WIGGINS https://drive.google.com/file/d/1RhndXqCqHwcQ7ChiVQ5jf2DhKIpeHR...
-
URAIAN KAIDAH GHARIB Hal Materi Uraian 1 م Mim waqaf lazim, harus berhenti ؞ ؞ Dua titik tiga Mu'anaqah, berhenti di salah satu t...
-
MAKALAH OBSERVASI PENGELOLAAN TENAGA KERJA di F.C MAHARANI Untuk Memenuhi Tugas Ulangan Tengah Seme...
-
PERIKLANAN DAN ETIKA ARTIKEL Diajukan Guna Memenuhi Tugas Matakuliah Etika Bisnis Disusun oleh: St. Afi...