Super Visi di SMK N 2 Jember




Supervisor Pendidikan di SMKN 2 Jember

LAPORAN OBSERVASI

Disusun Guna Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Profesi Kependidikan
Dosen Pengampu:Mukhammad Zulianto S.Pd, M.Pd

Oleh:

v  Nufilatul Hasanah                 160210301056
v  M.Yuhdi                                 160210301074
v  Bela Fista Agustina               160210301077

KELAS B


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017






BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang

Pada dasarnya, Supervisi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari seluruh proses administrasi pendidikan yang ditujukan mengembangkan efektivitas kinerja personalia sekolah yangberhubungan dengan tugas-tugas utama pendidikan. Dengan kata lain, supervisi merupakan aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu guru dan pegawai sekolah dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif.Di SMKN 2 Jember sendiri, titik berat supervisi adalah perbaikan dan pengembangan kinerja guru yang langsung menangani peserta didik. Supervisi juga merupakan bagian yang penting untuk memajukan metode pembelajaran, penambahan sarana dan prasarana yang menunjang proses pelaksanaan belajar mengajar. Keberhasilan memberikan arahan dan pembinaan yang dilakukan oleh supervisor terlihat dalam kenyataan yang dirasakan oleh para pendidik, anak didik, dan semua warga masyarakat.

Berkaitan dengan supervisi yang berjalan saat ini, para pendidik dituntut untuk mengembangkan profesionalitasnya sebagai pendidik agar kompetensinya relevan dengan perkembangan zaman.Demikian juga di SMKN 2 Jember dituntut untuk menyesuaikan dengan arus perkembangan tersebut.Lulusan sekolah harus sesuai tuntutan perkembangan zaman.Efektifitas kegiatan pembelajaran di sekolah perlu mendapatkan pembinaan dan pengembangan secara berkelanjutan.Kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah memiliki kewajiban membina kemampuan para guru.Kepala sekolah juga diharapkan memahami dan mampu melaksanakan supervisi. Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas guru ialah melalui proses pembelajaran dan guru merupakan komponen sumber daya manusia yang harus dibina dan dikembangkan secara terus-menerus agar dapat melaksanakan fungsinya secara professional.


1.2  Rumusan Masalah

1.      Apa yang di maksud dengan Supervisi?
2.      Apa saja tugas supervisor?
3.      Hambatan apa saja yang sering dihadapi dalam pelaksanaan supervisi?
4.      Apa tujuan dan fungsi di SMKN 2 Jember?
5.      Metode apa yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja guru di SMKN 2 Jember?


1.3  Tujuan

1)      Untuk memahami lebih jelas tentang pengertian supervise pendidikan
2)      Mengetahui tujuan dan fungsi supervise pendidikan
3)      Mengetahui ruang lingkup dan teknik dari supervisi pendidikan
4)      Mengetahui sasaran dalam supervise pendidikan
5)      Memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen


1.4  Manfaat
1.      Guna menambah wawasan dan pengetahuan bagi mahasiswa mengenai supervisi pendidikan
2.      Dapat bermanfaat dan memberikan informasi tentang bagaimana proses penanganan dan penyelesaian masalah mengenai pendidikan sekarang ini

















BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Tinjauan Teori Pelaksanaan Supervisi

Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan pelajar atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam suasan belajar untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antar guru dan pelajar itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar. Beberapa ahli berpendapat mengenai pengertian dari supervisi sendiri yaitu :

1.      Neaglcy
Menjelaskan bahwa supervisi adalah pelayanan kepada guru yangbertujuan menghasilkan perbaikan instruksional, belajar dan kurikulum

2.      Robbins
            Menjelaskan bahwa supervisi itu sebagai suatu kegiatan pengarahan langsung terhadap kegiatankegiatan bawahan (Hartati Sukirman,2009: 90)

3.      Ngalim Purwanto(2009:76)
Menjelaskan tentang supervisi sebagaisuatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawaisekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif.


          Dari ketiga pengertian tersebut dapat diartikan bahwa supervisiupaya pembinaan bagi para guru agar tetap memiliki pengetahuan yang actual,  memiliki metode kerja yang efektif serta memiliki semangat atau “morale” kerja yang tinggi demi tercapainya tujuan pendidikan di sekolah secara efektif dan efisien.

Supervisi berasal dari kata superdan vision yang masing-masing kata itu berarti atas dan penglihatan. Jadi secara etimologis, supervisi adalah penglihatan dari atas. Pengertian itu merupakan arti kiasan yang menggambarkan suatu posisi dimana yang melihat berkedudukan lebih tinggi dari pada yang dilihat. Hal ini dapat diartikan bahwa kegiatan supervisi dilakukan oleh atasan kepada bawahan.

Supervisi terbagi dua, yaitu supervise manajerial dan supervisi akademik. Supervisi manajerial adalah pemantaun dan pembinaan terhadap pengelolaan dan administrasi sekolah (dilakukan oleh Pengawas terhadap Kepala Sekolah). Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan untuk membantu guru mengembangkan kemampuannya dalam mengelola PBM agar mampu mencapai tujuan pembelajaran. (dilakukan oleh Kepala Sekolah terhadap guru).

Dalam pelaksanaan supervisi kepala sekolah adalah melaksanakan peran sebagai supervisor pendidikan disekolahnya. Jika kegiatan kepemimpinan pendidikan dilakukan dalam rangka membuat para guru mau secara sukarela, tanpa ada keterpaksaan untuk turut serta dalam kegiatan disekolahnya, maka supervise pendidikan dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja mengajar mereka agar terus berkembang sesuai dengan tuntutan profesinya. Kepala sekolah juga harus mengenali problema profesi, maupun problema pribadi sehingga dapat diantisipasi pendekatan yang akan dilakukan kepada setiap guru secara tepat. Disamping itu perlu diciptakan ikatan emosional yang baik antara kepala sekolah dengan guru tanpa mengorbankan aspek profeksionalitas.

Perlunya supervisi pendidikan ini didasari atas pertimbangan, bahwa tidak ada pendidikan yang sempurna, termasuk juga pendidikan calon guru, sehingga hasil pendidikan yang dilewati para calon guru, sehingga hasil pendidikan yang dilewati para calon guru tersebut lambat atau cepat pasti akan tertinggal dengan perkembangan IPTEK yang begitu pesat. Dengan demikian, supervisi sebagai salah satu bentuk bantuan nyata kepada guru agar dapat memperbaiki kondisi pengajaran memiliki makna yang sangat penting bagi pertumbuhan jabatan guru.

Orientasi supervisi kepala sekolah tersebut tergambar dari pendekatan supervisi yang dipergunakan oleh supervisor. Sehubungan dengan hal tersebut Glickman (1981) mengemukakan tiga orientasi supervisi yang diterapkan supervisor di dalam melakukan supervise yakni :

1.      Orientasi supervisi direktif

Pada orientasi supervisi ini yang menonjol dari supervisor adalah “demonstrating, directing, standizing, dan reinforcing”.Tanggung jawab supervisi lebih banyak berada pada supervisor. Supervisor menganggap bahwa dengan tanggung jawab itu ia dapat melakukan perubahan perilaku mengajar dengan memberikan pengarahan yang jelas terhadap setiap rencana kegiatan yang akan dievaluasi. Walaupun orientasi supervise di atas dianggap kurang efektif dan bahkan “mungkin” kurang manusiawi karena guru tidak diberi kesempatan untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitasnya, namun ada pula guru yang lebih suka disupervisi dengan pendekatan direktif. Sebagian besar perilaku supervisor pada hakekatnya direktif.Mereka menggunakan 45% dari waktu pertemuan untuk berbicara kepada guru dan 65% dari pembicaraan itu pada hakekatnya adalah supervisi direktif.


2.      Orientasi supervisi kolaboratif

Pada orientasi supervisi ini perilaku supervisi yang menonjol dari supervisor adalah “presenting, problem solving, dan negotiating”.Tugas supervisor dalam hal ini adalah mendengarkan dan memperhatikan secara cermat akan keprihatinan guru terhadap masalah perbaikan mengajarnya dan juga gagasan-gagasan guru untuk mengatasi masalah. Pendekatan kolaboratif ini merupakan salah satu pendekatan yang paling disukai guru, seperti yang dilaporkan oleh Ginkel (1983).Ia menyimpulkan bahwa guru yang telah berhasil mengembangkan kompetensi dan motivasinya cenderung untuk lebih menyukai pendekatan supervise kolaborasi
3.      Orientasi supervisi nondirektif

Pendekatan ini bercirikan perilaku dimana supervisor mendengarkan guru, mendorong guru, mengajukan pertanyaan, menawarkan pikiran bila diminta dan membimbing guru untuk melakukan tindakan.Tanggung jawab supervisi lebih banyak berada di pihak guru. Oleh karena itu, sebelum supervisor menentukan pilihan pendeketan supervisor menentukan pilihan pendekatan supervise yang akan dipergunakan, ia harus mempelajari keadaan guru terlebih dahulu.

Ø  Prinsip Umum
1.       Supervisi harus bersifat praktis, dalam arti dapat dikerjakan sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah.
2.      Hasil supervisi harus berfungsi sebagai sumber informasi bagi staf sekolah untuk pengembangan proses belajar mengajar.
3.      Supervisi dilakukan dengan mekanisme yang menunjang kurikulum yang berlaku.

Ø  Prinsip Khusus
            Supervisi hendaknya dilaksanakan secara :
1.      Sistematis artinya supervisi dikembangkan dengan perencanaan yang matang sesuai dengan sasaran yang diinginkan.
2.      Obyektif artinya supervisi memberikan maukan sesuai dengan aspek yang terdapat dalam instrumen.
3.      Realistis artinya supervisi didasarkan atas kenyataan sebenarnya yaitu pada keadaan atau hal-hal yang sudah dipahami dan dilakukan oleh para staf sekolah.
4.      Antisipatif artinya supervisi diarahkan untuk menghadapi kesulitan-kesulitan yang mungkin akan terjadi.
5.      Konstruksi artinya supervisi memberikan saran-saran perbaikan kepada  yang disupervisi untuk terus berkembang sesuai ketentuan atau aturan yang berlsku.


Dalam kegiatan supervisi, sasaran dapat ditinjau dari aspek yang disupervisi dan orang yang melakukan supervisi. Adapun aspek supervise diantaranya :
a.       Administratif yang mencakup antara lain administrasi sekolah secara umum, kesiswaan, ketenagaan, perlengkapan pendidikan, keuangan, dan hubungan sekolah dengan masyarakat.
b.      Edukatif yang mencakup kurikulum kegiatan belajar mengajar, pelaksanaan bimbingan dan konseling serta pemanfaatan program siaran televisi.


Orang yang melakukan supervisi dan yang disupervisi :

ü  Supervisi dilakukan oleh pengawas kepada :
a.       Kepala Sekolah
b.      Guru mata pelajaran
c.       Guru pembimbing
d.      Tenaga Edukatif yang lain
e.       Tenaga Administratif
f.       Siswa

ü  Supervisi oleh Kepala Sekolah ditujukan kepada :
a.       Guru Mata Pelajaran
b.      Guru Pembimbing
c.       Tenaga Edukatif yang lain
d.      Tenaga Administratif
e.       Siswa




Ø  Teknik supervisi Pendidikan

Secara umum teknik pelaksanaan supervisi pendidikan tersebut dapat dibedakan menjadi 2 macam teknik yaitu : teknik yang bersifat individual, dan teknik yang bersifat kelompok. Teknik-teknik tersebut antara lain sebagai berikut:


1.      Kunjungan atau observasi

Teknik ini biasanya dilakukan dengan kunjungan ke kelas yang dilakukan oleh supervisor atau kepala sekolah ke kelas-kelas pada saat guru sedang mengajar. Melalui kunjungan supervisor dapat mengetahui apa kelebihan dan apa kekurangan guru, terutama dalam konteks pelaksanaan KBM. Teknik ini memiliki kekurangan yakni bahwa para supervisor, terutama kepala sekolah tidak memiliki cukup waktu dan terlalu sibuk dengaan tugas-tugas rutin sehari-hari yang sifatnya administratif.
2.      Pembicaraan Individual (Individual Conference)

Setelah dilakukan kunjungan kelas, biasanya kegiatan supervisi pendidikan dilanjutkan dengan kegiatan pembicaraan individual.Pembicaraan individual atau individual conference dalam kegiatan supervisi pendidikan diartikan sebagai percakapan pribadi antara seorang supervisi atau kepala sekolah dengan guru. Percakapan individual biasanya dilakukan untuk membicarakan atau memecahkan permasalahan khusus yang dihadapi guru, baik menyangkut masalah personal, maupun professional akademik dan bahkan masalah sosial yang ada kaitannya dengan tugas professional guru.
Untuk keefektivan pelaksanaan pembicaraan individual, beberapa hal berikut perlu mendapat perhatian : (a) supervisor jangan memborong pembicaraan, (b) sebelum membicarakan segi-segi negative(kelemahan-kelemahan) guru, mulailah membicarakan segi-segi positif (kelebihan-kelebihan guru), (c) ciptakan situasi dan kondisi yang dapat membuat guru mau dan berani untuk menganalisis dan mengevaluasi hasil pekerjaan sendiri, (d) supervisor memposisikan dirinya sebagai kolega bukan sebagai atasan guru.

3.      Rapat Guru (Rapat supervise)
Rapat guru merupakan teknik supervisi secara individual, maka rapat guru merupakan teknik supervise secara kelompok. Rapat supervisi biasanya diselenggarakan bilamana guru-guru memiliki permasalahan yang sama. Rapat yang diselenggarakan untuk membahas masalah-masalah yang menyangkut usaha perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan pada umumnya dan pengajaran pada khususnya.Rapat supervisi dalam praktiknya bisa mengambil beberapa bentuk pertemuan, seperti diskusi panel, lokakarya, konferensi, kelompok studi, pekerjaan komisi, dan kegiatan lain yang bertujuan untuk bersama-sama membicarakan dan menilai masalah-masalah tentang pendidikan dan pengajaran.
Disamping ketiga teknik yang dibicarakan, terdapat teknik-teknik lain diantaranya :
a.       Saling mengunjungi kelas untuk saling mengetahui kelebihan dan kekurangan diantara para guru dalam menjalankan tugas mengajar dikelas agar saling dapat memberikan masukan.
b.      Demonstrasi mengajar oleh supervisor atau oleh guru yang ditunjuk oleh supervisor untuk memperagakan teknik mengajar baru atau menunjukkan kehebatannya untuk dicontoh guru lain.
c.       Perpustakaan profesi dengan menyediakan buku-buku yang berkaitan  langsung dengan kebutuhan guru dalam menjalankan tugas mengajar sehari-hari, baik berisi tentang teknologi pembelajaran maupun bahan atau materi pengajaran.
d.      Buletin supervisi. Suatu buletin yang berisi bahan-bahan yang dimaksud untuk pembinaan profesi guru yang bersumber dari para ahli, supervisor atau para guru sendiri
e.       Mengikutsertakan guru dalam pelatihan/kursus yang berkaitan dengan profesi. Kegiatan terakhir ini dimaksudkan untuk menambah pengetahuan baru bagi guru dan untuk tujuan penyegaran kembali.


Ø  Peran Kepala Sekolah sebagai supervisor
Terdapat 4 peran penting yang hendaknya dilakukan oleh seorang supervisor yaitu :

1.      Mengidentifikasi masalah-masalah pengajaran

Penelitian tindakan ini dimaksudkan sebagai upaya untuk member peran kepada guru dan supervisor dalam menemukan sendiri masalah-masalah secara reflektif dan memecahkannya secara sistematis, yakni dengan menggunakan siklus-siklus.Setiap siklus diuraikan keberhasilan dan kegagaalannya, diikuti dengan refleksi atau analisis yang tajam untuk kemudian merencanakan perilaku berikutnya yang lebih baik. Masalah pengelolaan kelas juga perlu mendapat perhatian, sebab cukup banyak guru yang menemui kesulitan dalam berkomunikasi dengan siswa terutama berkaitan dengan pemberian nasehat (Sudjai,1996). Disamping itu dan kemandirian guru juga kurang (Suyono, 1998)

2.      Bertindak sebagai seorang narasumber

Sebagai narasumber, supervisor hendaknya bertindak sebagai konsultan, tempat di mana guru-guru menyampaikan keluhan atau permasalahan-permasalahan yang dihadapinya didalam melaksanakan tugas.Supervisor harus tahu kapan dan pada saat apa ia harus bertindak dan pada saat atau dalam kondisi apa ia harus diam. Oleh karena itu supervisor harus memahami betul permasalahan yang sedang dihadapi guru dan karakteristik guru yang bersangkutan. Untuk dapat melaksanakan peran tersebut dengan baik, supervisor harus memiliki kemampuan sebagai seorang spesialis di bidang kurikulum, metodologi pengajaran dan pengembangan staf (Oliva, 1984)
3.      Melakukan komunikasi antar pribadi

Komunikasi antara supervisor dengan individu guru inilah yang dimaksudkan dengan komunikasi antar pribadi.Hal ini penting dilakukan, terutama dalam rangak mengungkapkan permasalahan-permasalahan yang mendasar atau dalam rangka mengubah sikap dan perilak mengajar individu guru kearah yang lebih baik. Untuk menciptakan suatu kondisi atau keadaan dimana guru yang disupervisi merasa bebas dalam mengemukakan permasalahan atau pendapatnya, seperti : a) memperlakukan guru sebagai sejawatnya (bukan sebagai bawahan), b) memperlihatkan sikap dan perilaku yang menyenangkan (ramah, murah senyum, tidak terlalu formal, bisa menjadi pendengar yang baik atau penanya yang baik dan sebagainya)

4.      Bertindak sebagai pelapor perubahan atau pembaharuan dalam sistem sekolah

Pada akhirnya apapun peran dan tugas yang dikerjakan supervisor, harus berada dalam perangka kerja kolegial atau kesejawatan.Dengan demikian setiap permasalahan yang dihadapi bisa dipecahkan secara bersama-sama. Di sisi lain, supervisor dihadapkan pada situasi di mana ia sendiri hanya memiliki wewenang terbatas karena tidak mungkin bagi seorang supervisor untuk setiap saat berada dikelas dengan maksud untuk mengetahui apakah hal-hal telah disepakati dan diputuskan untuk dilaksanakan, benar-benar dilakukan guru.




2.2  Paparan Hasil Observasi/wawancara (Bila ada observasi/wawancara

1.      Bagaimana implementasi (pelaksanaan) supervisi pendidikan di SMK N 2 Jember saat ini?
Jawaban:pelaksanaan supervisi di SMKN 2 jember ini berada dibawah tanggung jawab kepala yang berpedoman  pada PKG (Penilaian Kinerja Guru), akan tetapi karena tugas dan jadwal kepala sekolah yang banyak dan padat, maka dalam pelaksanaan dilakukan oleh guru senior.Guru senior untuk memonitor 4 aspek dari guru antara lain :
a.       Kompetensi pedagogik
Aspek ini menjelaskan bahwa setiap guru harus mampu dalam menyampaikan materi yang telah dirancang untuk satu semesternya, dan apa yang dijelaskan dapat dipahami oleh siswanya. Untuk mengetahui siswa tersebut paham akan pelajaran guru dapat memberikan evaluasi hasil belajar, praktek dan lain-lain
b.      Kepribadian
Kemampuan kepribadian yang berakhlak mulia, berwibawa serta menjadi teladan peserta didik. Kepribadian tersebut dapat dilihat dari cara penampilannya dan tingkah laku
c.       Sosial
Seorang guru harus mampu berkomunikasi dengan baik agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar. Selain itu seorang guru mampu berkomunikasi dengan sesama guru, staf sekolah, orang tua/wali dan masyarakat sekitar.
d.      Profesional
Seorang guru harus mampu menguasai materi yang akan disampaikan secara luas dan mendalam.



2.      Kapan PKG itu dilaksanakan?
Jawaban: Penilaian kinerja guru dilaksanakan setiap satu tahun sekali. Dalam prosesnya supervisor atau kepala sekolah atau guru senior dapat melakukan kegiatan kunjungan kelas untuk mengamati proses pembelajaran secara langsung. Dari kunjungan tersebut supervisor dapat mengetahui kelemahan dan kelebihan dari seorang guru yang nantinya dapat diperbaiki dan dikembangkan, hasil dari kunjungan akan dibahas pada rapat guru.



3.      Setelah PKG sudah terlaksana, apa yg dilakukan selanjutnya untuk menjalankan supervisi pendidikan di SMK N 2 Jember?
Jawaban : setelah PKG terlaksana, maka selanjutnya akan dilakukan PKB (Penilaian Keprofesian Berkelanjutan) yaitu  pengembangan keprofesian berkelanjutan yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan guru untuk mencapai standar kompetensi profesi dan/atau meningkatkan kompetensinya di atas standar kompetensi profesinya yang sekaligus berimplikasi kepada perolehan angka kredit untuk kenaikan pangkat/jabatan fungsional guru.



4.      Tujuan dan Fungsi dari supervisi SMKN 2 Jember?
Jawaban:
Tujuan
1.      Membangkitkan dan mendorong semangat guru dan pegawai administrasi sekolah untuk menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya.
2.      Membina kerjasama yang harmonis antar guru, siswa dan pegawai sekolah.
3.      Berusaha mengembangkan, mencari dan menggunakan metode baru demi kemajuan proses belajar dan mengajar.
Fungsi
1.      Sebagai suatu kegiatan untuk meningkatkan suatu pendidikan
2.      Sebagai pemicu dan penggerak terjadinya perubahan pada unsur-unsur yang terkait dengan pendidikan
3.      Sebagai kegiatan dalam hal mempim dan membimbing







2.3              Pembahasan/diskusi hasil (penilaian anda dengan cara membandingkan antara teori/pustaka dengan hasil observasi, kendala yang muncul, alternatif pemecahan, pemilihan alternatif sebagai upaya peningkatannya)
a.       Membandingkan hasil observasi dnegan tinjauan pustaka
Dari hasil observasi yang telah kami lakukan di SMKN 2 jember yakni pelaksanakan supervisi yang dilaksanakan memiliki kesamaan dengan pelaksanaan supervisi pada umumnya. Pelaksanaan supervisi dilakukan oleh kepala sekolah, akan tetapi memiliki perbedaaan yakni dalam proses penilaiannya kepala sekolah tidak turun langsung untuk menilai, penilaian dilakukan oleh guru senior (wakakurikulum, wakakesiswaan dan guru yang telah bekerja di SMKN 2 jember lebih lama). Hal ini dilakukan karena jadwal kepala sekolah yang padat dan jarang berada di sekolah. Penilaian ini dilakukan setiap satu tahun sekali, para penilai atau guru senior melakukan dengan metode observasi atau kunjungan pada tiap kelas saat pembelajaran berlangsung. Hasil penilaian ini nantinya akan diberikan pada kepala sekolah yang akan dibahas pada rapat guru, sehingga apabila terdapat kekurangan dalam proses belajar dan mengajar dapat diperbaiki dan tiap guru dapat mengetahui dan memperbaikinya.

b.      Kendala yang Muncul
ü  Informasi yang diberikan dapat dimanipulasi sehingga kurang dipercaya atau bersifat subyektif
c.       Alternatif Pemecahan
ü  Guru yang ditunjuk sabagai wakil dari kepala sekolah dalam menilai harus benar-benar orang yang terpercaya, jujur dan memiliki penilaian yang objektif.
d.      Pemilihan Alternatif sebagai upaya peningkatannya
ü  Kepala sekolah hendaknya sesekali melakukan penilaian secara langsung untuk mengonfirmasi kebenaran data yang di terima dari guru senior yang telah ditunjuk sebagai tangan kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi pendidikan di SMKN 2 Jember
ü  Kepala sekolah hendaknya memiliki sikap sosial yang mampu mengayomi para pendidik di SMKN 2 Jember, sehingga ketika terdapat suatu masalah para pendidik segan untuk menyampaikan masalahnya.

















BAB III
PENUTUP
3.1    Kesimpulan
Supervisi merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan pelajar atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam suasan belajar untuk mencapai tujuan tertentu. Supervisi terbagi menjadi dua bagian diantaranya adalah supevisi manajerial dan supervisi akademik. Dalam melaksanakan supervisi, setiap sekolah dilaksanakan oleh kepala sekolah. Begitu pula supervisi yang ada di SMKN 2 Jember tanggung jawab penilaian supervisi berada di bawah pengawasan kepala sekolah hanya saja dalam prakteknya atau penilaiannya dilakukan oleh guru senior (wakakurikulum, wakakesiswaan,wakaSDM). Setelah melakukan observasi tersebut kepala sekolah akan mengadakan rapat guru yang akan dilakukan setiap satu tahun sekali untuk membahas permasalah dan perbaikan mengenai kependidikan, belajar dan mengajar, serta hubungan dengan pihak luar.
3.2    Saran
Agar pelaksanaan supervisi pendidikan dapat terlaksana dengan baik maka perlu adanya campur tangan dari berbagai pihak didalam sekolah terutam kepala sekolah. Serta sebagai kepal sekolah haruslah mampu meningkatkan lagi kualitas pendidik agar tujuan pendidikan dapat tercapai sesuai target.










DAFTAR PUSTAKA



S Tatang. 2016 . Supervisi Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia

Hamalik, Oemar. 2009. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendektan Kompetensi. Jakarta: PT Bumi Aksara


Tidak ada komentar:

Posting Komentar