TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI LINEAR
( TEORI PERTUMBUHAN ROSTOW DAN HARROD - DOMAR)
Diajukan guna memenuhi tugas matakuliah Ekonomi Pembangunan
Dosen pengampu : Novita Nurul Islami, S.Pd., M.Pd.
Oleh:
M. Arief Noor Rahman (160210301071)
Amalina Mubarokah (160210301082)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, karunia dan hidayah-Nya, kami kelompok 1 kelas B dapat menyelesaikan makalah tentang Teori Pertumbuhan Ekonomi Linear ( Teori Pertumbuhan Rostow dan Harrod-Domar) sebagai tugas matakuliah Ekonomi Pembangunan. Kami berharap makalah ini dapat berguna dan menambah wawasan serta menjadi sumber pengetahuan bagi setiap pembacanya.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan untuk perbaikan makalah kami di kemudian hari.
Jember, 10 September 2017
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi di suatu negara terus mengalami perubahan dari zaman ke zaman. Pertumbuhan ekonomi merupakan proses perubahan perekonomian di suatu negara secara terus-menerus untuk menuju keadaan yang lebih baik. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan perekonomian yang menyebabkan produksi barang dan jasa bertambah serta meningkatnya kemakmuran masyarakat. Dengan adanya pertumbuhan ekonomi dapat dijadikan sebagai indikator keberhasilan pembangunan perekonomian disuatu negara. Pembangunan ekonomi sendiri dapat diartikan sebagai segala usaha yang dilakukan untuk meningkatkan taraf hidup penduduk di suatu negara yang diukur dengan tinggi rendahnya pendapatan perkapita. Pembangunan ekonomi juga diartikan sebagai proses transformasi masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern.
Untuk mendukung keberhasilan pertumbuhan perekonomian suatu negara, diperlukan kajian-kajian atau teori pendukung yang dapat menciptakan kerangka dasar yang berlaku secara generik dalam memberikan gambaran mengenai proses pembangunan ekonomi. Dalam pembahasan mengenai pertumbuhan ekonomi linear, akan ada dua teori yang dibahas di dalam makalah ini yaitu teori pertumbuhan linear dari Walt Whistman Rostow dan Harrod Doman.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana teori Pertumbuhan Ekonomi Linier?
2. Bagaiman teori Pertumbuhan Pembangunan Walt Whistman Rostow ?
3. Bagaimana penjelasan mengenai Teori Harrod-Domar?
4. Bagaimana perbedaan dan persamaan teori Rostow dan Domar?
1.3 Tujuan dan Manfaat
1. Dapat memahami isi teori Pertumbuhan Ekonomi Linier.
2. Memahami isi teori pertumbuhan ekonomi linear Walt Wistman Rostow.
3. Memahami isi teori pertumbuhan ekonomi linear Harrod-Domar.
4. Mampu memahami membandingkan teori pertumbuhan Rostow dan domar.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Teori Pertumbuhan Ekonomi Linier
Pembangunan ekonomi merupakan proses transformasi masyarakat tradisional menjadi masyarakat yang modern merupakan suatu proses yang multi dimensional. Pembangunan dalam arti proses, diartikan sebagai modernisasi, yakni peralihan dari masyarakat dari sektor pertanian yang sederhana kea rah perekonomian yang lebih modern, lebih terfokus pada sektor industri dan jasa. Dalam arti tujuan, pembangunan berarti dimana kondisi suatu negara mulai menunjukkan kemampuan konsumsi yang besar pada sebagian masyarakatnya, sektor pertanian mulai berkurang dan sebagian wilayah berbasis perkotaan. Dengan kata lain pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang menyebabkan :
1. Perubahan orientasi organisasi ekonomi, politik, dan sosial yang pada mulanya kepada suatu daerah menjadi berorientasi keluar.
2. Perubahan pandangan masyarakat mengenai jumlah anak dalam keluarga.
3. Perubahan dalam kegiatan investasi dalam masyarakat.
4. Perubahan sikap hidup dan adat istiadat yang kurang mendorong pembangunan ekonomi.
Para Pemikir pada dasawarsa 1950-an dan 1960-an memandang proses pembangunan sebagai rangkaian tahap pertumbuhan ekonomi yang berurutan serta harus dilalui semua negara. Pandangan tersebut dikenal dengan teori pertumbuhan linier. Pada dasarnya, teori ini adalah teori ekonomi pembangunan yang mensyaratkan adanya kualitas serta kombinasi tabungan, investasi dan bantuan luar negeri yang tepat agar negara menjadi lebih maju. Dengan demikian, pembangunan menjadi sinonim dengan pertumbuhan ekonomi agreat yang berlangsung cepat.
2.2 Teori Walt Whistman Rostow
Walt Whistman Rostow atau yang lebih dikenal dengan Rostow adalah tokoh pemikir ekonomi yang cukup terkenal melalui pemikiran-pemikirannya. Pada mulanya teori Rostow dimuat dalam Economics Journal (Maret 1956), kemudian dikembangkan dalam bukunya The Stages of Economic Growth (1960). Menurut pengklasifikasian Todaro, teori Rostow dekelompokkan dalam model jenjang linear ( linear stages model). Teori Rostow banyak mempengaruhi pandangan dan persepsi para ahli ekonomi mengenai strategi pembangunan yang harus dilakukan. Dalam Economic Journal, Rostow mengkonsepkan proses pembangunan menjadi lima tahap utama dan setiap negara di dunia dapat digolongkan ke dalam salah satu dari kelima tahapan yang dijelaskannya. Adapun kelima tahapan tersebut, yaitu : 1) Tahap masyarakat tradisional, 2) prasyarat untuk lepas landas, 3) lepas landas, 4) menuju kedewasaan, dan 5) masa konsumsi tinggi. Dasar pembedaan kelima tahap tersebut adalah karakteristi perubahan keadaan ekonomi, sosial, dan politik yang terjadi.
Tahap-tahap linear pertumbuhan Ekonomi Rostow
1. Tahap masyarakat tradisional (the traditional society)
Tahap tradisional adalah suatu masyarakat yang memiliki struktur berkembang dalam fungsi produksi yang terbatas, dalam artian masyarakat masih menggunakan cara-cara produksi yang relatif masih sederhana dan cara hidup masyarakat nya masih depngearuhi oleh nilai – nilai yang kurang rasional, tetapi kebiasaan tersebut sudah dilakukan secara turun – temurun.
Pada masyarakat tradisional tingkat produktivitas masih sangat rendah, produktivitas masyarakat tradisional sebagian besar berasal dari sektor pertanian, hal tersebut dikarenakan masyarakat tradisional belum dapat mengenal teknologi sehingga pemanfaatannya dalam kegiatan produksi masih sangat rendah.
Masyarakat tradisional mendasarkan segala macam kekuasaan berdasarkan stratifikasi sosial, sehingga sangat kecil kemungkinan untuk mengadakan mobilitas vertikal dikarenakan kedudukan seseorang tidak akan jauh berbeda dengan kedudukan nenek moyang mereka. Contoh pada kepemilikan tanah di lingkungan pertanian dalam masyarakat. Wujud stratifikasi sosialnya adalah petani pemilik tanah, petani penyewa dan penggarap, serta buruh tani. Mereka yang memiliki tanah yang luas secara otomatis memiliki kedudukan sebagai pemilik tanah, dan mereka yang tidak memiliki tanah serta tidak memiliki cukup uang untuk menyewa hanya akan bekerja sebagai buruh tani.
2. Tahap prasyarat untuk lepas landas (The precondition for take-off)
Tahap ini adalah tahap transisi dimana suatu masyarakat telah mempersiapkan dirinya untuk mencapai pertumbuhan atas kekuatan sendiri. Pada tahap prasyarat lepas landas dibagi menjadi 2 bentuk, yaitu :
a. Tahap prasyarat lepas landas, yaitu tahap yang dialami oleh negara – negara Eropa, Asia, Timur Tengah dan Afrika. Tahap ini dicapai dengan perombakan masyarakat tradisional yang sudah lama ada.
b. Tahap prasyarat tinggal landas, yaitu tahap yang dicapai oleh negara – negara seperti Amerika Serikat, Kanada, Selandia Baru, dan Australia. Beberapa negara tersebut mencapai tahap tinggal landas tanpa merombak sistem masyarakat tradisional yang sudah ada. Karena masyarakat itu berdiri dari imigran – imigran yang diperlukan sebagai tahap masa prasyarat lepas landas.
Tahap kedua dari proses pertumbuhan Rostow ini pada dasarnya merupakan proses transisi dari masyarakat agraris menuju masyarakat industri. Pada tahap ini perekonomian mulai bergerak dinamis, industri-industri bermunculan, perkembangan teknologi cukup pesat, dan lembaga keuangan resmi sebagai penggerak dana masyarakat mulai bermunculan, serta terjadi investasi besar-besaran terutama pada industri manufaktur.
Pada sektor pertanian, kemajuan pertanian diperlukan untuk menjamin ketersediaan bahan makanan bagi penduduk yang bertambah, agar penduduk yang jumlahnya semakin bertambah dapat memperoleh bahan makanan yang cukup. Selain itu sektor pertanian yang surplus akan diekspor sebagai modal untuk membeli alat-alat produksi yang mendukung industrialisasi.
3. Tahap lepas landas (The take-off)
Tahap lepas landas ditandai dengan munculnya perubahan secara drastid dalam masyarakat, seperti revolusi politik, terciptanya kemajuan yang pesat dalam inovasi atau terbukanya pasar – pasar baru dan investasi. Adapun ciri – ciri tahap landas yaitu sebagai berikut :
a) Adanya kenaikan dalam penanaman modal kurang dari 5% menjadi 10% dari produk nasional bruto
b) Meningkatnya satu atau beberapa sektor industri dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi.
c) Terciptanya program politik, sosial, dan institusionalitas yang dapat menciptakan perkembangan sektor modern dan eksternalitas ekonomi yang bisa menyebabkan perkembangan ekonomi secara terus – menerus.
4. Tahap menuju kedewasaan (The drive to maturity)
Pada tahap ini, masyarakat sudah mulai menerapkan teknologi modern pada sebagian besar kegiatan produksi dan pemanfaatan kekayaan alam. Dalam tahap ini akan muncul beberapa sektor perekonomian baru yang akan menggantikan sektor – sektor perekonomian lama. Ditandai dengan adanya perkembangan teknologi, kekayaan alam, sifat-sifat dari tahap lepas landas yang terjadi dan kebijakan pemerintah. Misalnya tahap tinggal landas di Inggris yang mulanya dipelopori oleh industri tekstil lambat laun digantikan oleh industri besi, batubara, dan peralatan teknik berat, demikian pula di Amerika yang mulanya adalah industri perkerataapian perlahan-lahan digantikan oleh industri baja dan peralatan berat dari baja.
Pada saat negara berada pada tahap kedewasaan teknologi, terdapat tiga perubahan penting yang terjadi, yaitu :
a. Struktur dan keahlian tenaga kerja berubah. Kepandaian dan keahlian pekerja bertambah tinggi, sektor industri berperan sangat penting, dan peranan sektor pertanian menurun. Pada saat itu tenaga kerja telah berubah dari tenaga tidak terdidik menjadi tenaga kerja terdidik.
b. Sifat kepemimpinan dalam perusahaan mengalami perubahan, dan peran manajer profesional semakin penting dan menggantikan kedudukan pengusaha pemilik, dengan kata lain telah terjadi perubahan watak pengusaha dari pekerja keras dan kasar berubah menjadi manajer yang cerdas, beretika, dan sopan.
c. Masyarakat telah jenuh terhadap industrialisasi dan menginginkan perubahan lebih jauh.
5. Masa konsumsi tinggi (High mass consumption)
Pada tahap ini, masyarakat menjadi konsumtif karena perhatiannya lebih kepada masalah – masalah konsumsi, kesejahteraan dan bukan lagi pada produksi. Masyarakat mulai berpikir bahwa kesejahteraan bukanlah permasalahan individu, yang hanya dipecahkan dengan mengkonsumsi barang secara individu sebanyak mungkin, namun lebih dari itu mereka memandang kesejahteraan dalam cakupan yang lebih luas yaitu kesejahteraan masyarakat. Pada tahap ini ada tiga macam tujuan masyarakat untuk memperoleh sumber daya yang tersedia dan dukungan politik, yaitu : (1) Memperbesar kekuasaan dan pengaruh negara keluar negeri, dengan kecenderungan penjajahan pada negara lain. (2) Menciptakan welfare state, yaitu kemakmuran yang lebih merata bagi penduduk dengan cara pemerataan pendapatan melalui sistem perpajakan progresif. Dalam sistem perpajakan seperti ini, makin tinggi pendapatan makin besar pula tingkat pajak atas peningkatan. (3) Mempertinggi tingkat konsumsi masyarakat di atas konsumsi keperluan utama yang sederhana seperti makanan, pakaian, dan perumahan menjadi konsumsi barang-barang tahan lama dan mewah.
2.3 Teori Harrod Domar
Teori pertumbuhan Harrod Domar dikembangkan oleh R.F Harrod dan Evsey Domar. Kedua ekonom ini menjelaskan teorinya secara terpisah. Harrod menjelaskan tentang teori pertumbuhannya pada tahun 1939 dalam Economic Journal. Sedangkan Domar menyatakan teorinya pada tahun 1947 dalam jurnal America Economic Review. Walaupun dikembangkan secara terpisah, kedua teori ini memiliki inti yang sama, sehingga teori ini dikenal sebagai teori Harrod-Domar.
Teori Harrod-Domar menganalisis persyaratan yang dibutuhkan oleh suatu negara agar perekonomiannya dapat tumbuh dan berkembang dalam jangka panjang secara mantap. Model pertumbuhan ekonomi Harrod-Domar dibangun berdasarkan pengalaman-pengalaman dari negara maju. Harrod-Domar memberikan peran penting pembentukan investasi terhadap proses pertumbuhan ekonomi suatu negara. Investasi dianggap faktor penting karena memiliki dua peran dalam mempengaruhi perekonomian.
Pertama, investasi berperan sebagai faktor yang dapat menciptakan pendapatan, artinya investasi mempengaruhi sisi permintaan. Kedua, investasi dapat memperbesar kapasitas produksi perekonomian dengan meningkatkan stok modal, artinya investasi akan mempengaruhi dari sisi penawaran. Dalam perspektif waktu yang lebih panjang, pengeluaran investasi tidak hanya mampu mempengaruhi permintaan agregatif, namun juga mampu mempengaruhi penawaran agregatif, melalui perubahan kapasitas produksi. Asumsi teori Harrod-Domar yaitu :
1. Perekonomian dalam keadaan full employment.
2. Perekonomiantermasuk.
3. Tabungan masyarakat adalah proporsional dengan besarnya pendapatan nasional, berarti tabungan dimulai dari titik nol.
4. Kecenderungan untuk menabung (marginal propensity to save = MPS) besarnya tetap, demikian juga ratio antara modal-output (capital-output ratio = COR) dan rasio pertambahan modal output (incremental capital-output ratio = ICOR).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses perubahan kondisi ekonomi di suatu negara secara terus menerus untuk menuju ke kondisi yang lebih baik dari periode sebelumnya. Dalam pembahasan mengenai pertumbuhan ekonomi linear, terdapat dua teori yang menguarikan tentang pertumbuhan ekonomi yaitu teori pertumbuhan yang dikemukakan oleh Rostow dan teori pertumbuhan yang dikemukakan oleh Harrod-Domar.
Dalam teori pertumbuhan Rostow, pertumbuhan ekonomi dibagi kedalam lima tahap yakni tahap tradisional, tahap prasyarat lepas landas, tahap lepas landas, tahap menuju kedewasaan, dan masa konsumsi tinggi. Pada tiap-tiap tahapan memiliki karakteristik masing – masing. Perubahan dari tahap tradisional ke arah industri modern sebagai syarat pembangunan dan kemajuan ekonomi suaru negara.
Sedangkan pada teori pertumbuhan Harrod-Domar, model pertumbuhan Harrod-Domar didasarkan pada pengalaman – pengalaman negara maju. Teori tersebut juga lebih menekankan pada kegiatan investasi yang memiliki peran dalam mempengaruhi kegiatan perekonomian, yakni dalam hal permintaan dan penawaran.
DAFTAR PUSTAKA
Todaro.P Michael dan Stephen C. Smith.2008.Economic Development Edisi 11.diterjemahkan oleh Agus Dharma.Jakarta.Erlangga
https://sosiologimarxir.wordpres.com/2013/2015/05/11/tahap-tahap-pertumbuhan-ekonomi-menurut-rostow/
https://ardra.biz/ekonomi/-makro/model-pertumbuhan-ekonomi-suatu-negara/model-pertumbuhan-ekonomi-harrod-domar/