MATA
KULIAH FILOSOFI PENDIDIKAN INDONESIA
Topik 2 Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara
Tugas_7 Koneksi Antar Materi
Nama : M. Yuhdi
NIM/Kelas :
D
Tahun : 2023
Pertanyaan
pemantik dalam membuat kesimpulan dan refleksi terhadap
pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara:
1. Apa
yang Anda percaya tentang peserta didik dan pembelajaran di kelas sebelum
Anda mempelajari topik ini?
Berdasarkan pengetahuan
saya, ada beberapa hal yang saya percaya tentang peserta didik dan
pembelajarannya, yaitu:
a. Saya
percaya bahwa setiap peserta didik memiliki keunikannya masing-masing,
khususnya dalam memahami sesuatu atau dalam belajar. Oleh karena itu, saya
sebagai calon guru berupaya untuk memahami peserta didik secara individual dan
mempersonalisasi pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan peserta didik saya nanti.
b. Saya
memandang peserta didik itu sebagai aktor utama dalam proses pembelajaran. Hal itu
mengingatkan pada saya sendiri selama menjadi peserta didik, dimana saya lah
yang harus jujur pada diri sendiri dan harus mau bertanya serta tidak perlu
malu bertanya jika masih belum memahami pembelajaran. Oleh karena itu, saya
sebagai guru haruslah memastikan peserta didik berusaha untuk menciptakan
lingkungan di kelas yang mendorong peserta didik untuk aktif berpartisipasi,
bertanya, berpikir kritis, dan mencari pemahaman untuk kepentingan mereka.
c. Menurut
saya dan semua guru, pastinya peserta didik itu bagaikan kertas kosong yang
perlu bagi guru untuk mengisinya dengan ilmu pengetahuan, namun saya percaya
bahwa pendidikan tidak hanya tentang ilmu pengetahuan semata, karena pendidikan
haruslah melibatkan pengembangan keterampilan sosial, etika, kepemimpinan, dan
nilai-nilai moral. Mereka berusaha untuk mengajar peserta didik bukan hanya
sebagai pelajar, tetapi juga sebagai warga yang bertanggung jawab.
2. Apa
yang berubah dari pemikiran atau perilaku Anda setelah mempelajari topik
ini?
Setelah mempelajari
materi topik 2 ini, saya memperoleh penguatan pemahaman terkait peserta didik
dan pembelajarannya. Dimana memang peserta didik adalah kertas kosong yang
perlu guru isi dengan ilmu pengetahuan, keterampilan sosial, etika,
kepemimpinan, dan nilai-nilai moral. Namun tidak sebatas diisi, karena guru
masihlah harus menebalkan tulisan tersebut, yang artinya peserta didik tidak
hanya mengetahuinya saja dan guru harus menjadikan peserta didik mampu
menerapkannya juga dalam kehidupan sehari-hari peserta didik.
Seperti dalam pemikiran
Kihadjar dewantara, dimana tugas pendidik adalah ‘menuntun’ peserta didik dalam mengembangkan
kemampuan yang dimilikinya menjadi lebih baik lagi dan mampu diterapkannya
dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, setiap anak juga terlahir dengan
kodrat dan keunikannya masing-masing, sehingga pendidikan itu dikatakan menuntun
segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka mencapai keselamatan dan
kebahagiaan setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota
masyarakat.
Pendidikan juga tidak
hanya mengajarkan ilmu pengetahuan (kognitif) semata melainkan juga sikap
(afektif) dan keterampilan (psikomotorik) peserta didik pun harus dikembangkan.
Sikap otoriter seorang pendidik terhadap peserta didik juga perlu dihilangkan,
karena seorang pendidik itu haruslah menjadi tauladan yang baik, mengayomi dan
memberi semangat kepada peserta didiknya. Hal ini sesuai dengan semboyan
pendidikan Ing Ngarso Sung Tulodo, Ind Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani.
3. Apa
yang dapat segera Anda terapkan lebih baik agar kelas Anda merefleksikan
pemikiran KHD?
Yang harus segera saya
lakukan adalah memperbaiki paradigma saya tentang arti sesungguhnya dari pendidikan.
Dan menerapkan pemikiran KHD tentang pendidikan yang berpihak pada anak dengan
cara merdeka belajar. Saya yakin, setiap anak memiliki kemampuan yang
berbeda-beda, oleh karenanya saya tidak akan memaksakan mereka untuk dapat
menguasai bidang ilmu secara cepat. Ibarat sebuah planet-planet yang berputar
pada orbitnya masing-masing, begitu pun dengan anak-anak mereka akan menguasai
satu bidang keilmuan sesuai dengan kemampuannya masing-masing.